Merokok, minum alkohol: Anak kecil belajar dari orang dewasa
Hasil studi baru menunjukkan bahwa anak-anak mulai meniru perilaku berbahaya dengan mengamati perilaku orang dewasa sejak usia sangat dini.
Ketika berpura-pura berbelanja untuk “malam sosial”, para peneliti menemukan bahwa anak-anak prasekolah hampir empat kali lebih mungkin memilih rokok jika orang tua mereka merokok dan lima kali lebih mungkin memilih bir atau anggur jika mereka PG -Menonton film berperingkat 13- atau R. .
Para peneliti mengatakan bahwa program pencegahan tembakau dan alkohol mungkin perlu ditargetkan pada kelompok usia muda dibandingkan remaja dan remaja.
Banyak orang tua tidak menetapkan aturan untuk perokok pasif
Anak-anak Mencontohkan Perilaku Buruk Sejak Dini
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine edisi September, para peneliti menggunakan skenario permainan peran untuk menilai sikap 120 anak prasekolah terhadap rokok dan alkohol. Hingga saat ini, para peneliti mengatakan sulit mempelajari sikap anak kecil terhadap rokok dan alkohol karena terbatasnya kemampuan komunikasi mereka.
Dalam skenario permainan peran, peneliti memberikan dua boneka kepada anak-anak berusia 2 hingga 6 tahun. Anak-anak diminta berpura-pura menjadi salah satu boneka; seorang peneliti menyamar sebagai boneka lainnya, yang merupakan temannya yang diundang untuk menonton film dan makan.
Ketika “teman” tersebut berkomentar bahwa tidak ada yang bisa dimakan, anak tersebut diajak berbelanja di toko kelontong boneka. Untuk anak-anak yang paling kecil, skenario ini disederhanakan dengan meminta anak-anak pergi dan membeli boneka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak rata-rata membeli 17 dari 73 item yang tersedia di toko kelontong boneka. Sekitar 28 persen membeli rokok dan 62 persen membeli alkohol.
Tingkat Merokok di Kalangan Muda Meningkat
Kesadaran anak terhadap rokok dan alkohol
Para peneliti telah menemukan bahwa kemungkinan anak-anak akan merokok atau minum alkohol pada acara sosial tersebut berkaitan erat dengan perilaku yang mereka lihat di rumah atau di bioskop. Misalnya:
—Anak-anak hampir empat kali lebih mungkin membeli rokok jika orang tuanya merokok.
—Anak-anak tiga kali lebih mungkin memilih bir atau anggur jika orang tua mereka minum alkohol setidaknya sebulan sekali.
—Anak-anak lima kali lebih mungkin memilih bir atau anggur jika mereka menonton film dengan rating PG-13 atau R.
“Perilaku bermain anak-anak menunjukkan bahwa mereka sangat memperhatikan penggunaan dan kenikmatan alkohol dan tembakau serta memiliki ekspektasi yang kuat tentang bagaimana rokok dan alkohol cocok dalam lingkungan sosial,” tulis peneliti Madeline A. Dalton, PhD, dari Dartmouth College, dan rekan kerja.
“Beberapa anak juga sangat mengetahui merek rokok, seperti yang dicontohkan oleh anak laki-laki berusia enam tahun yang dapat mengidentifikasi merek rokok yang dibelinya sebagai Marlboros, namun tidak dapat mengidentifikasi merek sereal favoritnya sebagai Lucky Charms.”
Para peneliti mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa mengamati perilaku orang dewasa, khususnya perilaku orang tua, dapat mempengaruhi anak-anak prasekolah untuk memandang merokok dan minum minuman keras sebagai perilaku yang pantas dalam situasi sosial.
“Meskipun tidak jelas apakah ekspektasi ini memprediksi penggunaan di masa depan, data memberikan bukti kuat bahwa proses ‘inisiasi’, yang biasanya melibatkan perubahan sikap dan ekspektasi terhadap perilaku, dimulai sejak usia tiga tahun. penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan alkohol dan tembakau mungkin perlu diarahkan pada anak-anak kecil dan orang tua mereka,” tulis para peneliti.
Penyalahgunaan narkoba oleh orang tua tersebar luas
Oleh Jennifer Warnerdiperiksa oleh Michael W. SmithMD
SUMBER: Dalton, M. Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine, September 2005; jilid 159: hlm 854-859.